Pengukuran ORP (Potensial Oksidasi/Reduksi) pada Garam Bambu
![]() |
Ilustrasi Pemrosesan Garam Bambu |
Nilai ORP menunjukkan kapasitas suatu zat untuk beroksidasi atau mereduksi. Nilai 0 mV adalah netral. Zat dengan nilai absolut lebih besar dalam negatif merupakan agen pereduksi yang lebih baik. Seperti yang dilakukan oleh Jtv, pengukuran nilai ORP garam bambu setelah dipanggang menunjukkan bahwa proses pemanggangan mempengaruhi potensial reduksi. Garam bambu setelah proses pemanggangan pertama, ketiga, keenam, dan kesembilan dilarutkan dalam 200 cc air dan diuji ORP-nya. Hasil menunjukkan bahwa nilai ORP berhubungan erat dengan jumlah kali garam bambu dipanggang.
Prof. Nakayama dari Masyarakat Kedokteran Magnetik Jepang menyatakan bahwa garam bambu merupakan agen pereduksi yang kuat dan persisten yang bermanfaat bagi kesehatan. Haruyama, penulis buku “Revolusi Hebat di Dunia Otak (腦內革命),” menjelaskan bahwa garam kuning (istilah Jepang untuk garam bambu) memiliki nilai potensial reduksi mendekati -400 mV, yang menunjukkan potensi reduksi lebih kuat daripada makanan lain di dunia.
Sebagian besar tanaman pangan dan sayuran segar menunjukkan nilai ORP di bawah +200 mV dan potensi reduksi yang lebih besar segera setelah dipanen. Tanaman pangan atau sayuran segar mengalami pengurangan yang lebih baik jika direbus, direbus setengah matang, atau dikukus. Tanaman pangan atau sayuran yang tidak diolah dengan bahan kimia pertanian menunjukkan potensi reduksi yang lebih baik dibandingkan dengan yang diolah dengan bahan kimia pertanian.
Contoh nilai ORP beberapa tanaman pangan:
- Jagung: Baru dipanen -100 mV, Dikukus +185 mV, Direbus +271 mV
- Mentimun: Baru dipanen -120 mV, Pascapanen (satu hari) +57 mV, Pascapanen (satu minggu) +172 mV
- Ubi jalar: Baru dipanen -172 mV, Dikukus +263 mV
- Ginseng: Baru dipanen -178 mV, Dibeli dari pasar +123 mV, Dibudidayakan dengan air +244 mV
- Tomat: Baru dipanen +129 mV, Dibudidayakan dengan air +238 mV
Potensi reduksi air ionik alkali menurun dengan cepat seiring waktu. Namun, potensi reduksi air dengan garam bambu tidak berubah seiring waktu.
Uji Keasaman (pH)
Tubuh manusia berada dalam kondisi terbaiknya ketika cairan tubuh mempertahankan basa lemah (pH 7,4). Asam tubuh yang terbentuk setelah menyusui, termasuk produksinya di dalam tubuh, dipercepat oleh kebiasaan makan yang tidak sehat, stres, dan polusi udara. Semua faktor ini menurunkan fungsi tubuh dan menjadi penyebab berbagai penyakit. Oleh karena itu, penting untuk mengurangi asupan makanan yang menghasilkan asam tubuh dan menjaga asupan basa yang bermanfaat bagi kesehatan manusia modern.
Garam bambu yang diproduksi dengan baik mengandung alkali kuat dengan pH berkisar antara 9-13. Hal ini menunjukkan bahwa garam bambu sangat berbeda dari garam biasa. Sebagai contoh, soju dalam jumlah yang sama dituang ke dalam dua cangkir. Enam tetes indikator keasaman ditambahkan. Satu sendok teh garam halus dan garam bambu dilarutkan ke dalam masing-masing cangkir. Tidak ada perubahan warna yang diamati dari soju dengan garam halus yang dilarutkan. Akan tetapi, soju dengan garam bambu yang dilarutkan berubah menjadi biru, menunjukkan bahwa soju telah mengalami alkalisasi.
Penghilangan Klorin
Tim Jtv melakukan uji sederhana untuk mengukur penghilangan klorin dengan garam bambu. Air dengan volume yang sama dituang ke dalam dua cangkir. Enam tetes indikator klorin ditambahkan. Satu sendok teh garam halus dan garam bambu ditambahkan ke masing-masing cangkir dan diaduk. Tidak ada perubahan warna yang diamati dari air dengan garam halus yang dilarutkan. Namun, warna air dengan garam bambu yang dilarutkan menghilang, menunjukkan bahwa klorin telah dihilangkan.